Rabu, 28 Januari 2015

Bagian Pendahuluan "Penurunan Konsentrasi Tembaga dan Asam asetat dalam Limbah Laboratorium Kimia Universitas Padjadjaran dengan Penggunaan Ampas Teh"

Limbah cair laboratorium yang mengandung logam berat dan zat-zat berbahaya yang bersifat toksik  dapat menjadi polutan lingkungan. Jika limbah tersebut langsung dibuang ke perairan tanpa diolah terlebih dahulu, akan mengakibatkan perubahan karakter fisik dan kimia dari air tersebut. Agar limbah cair tersebut tidak memberi dampak buruk, maka harus diolah terlebih dahulu dan hasil pengolahan limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang setiap tahunnya akan semakin meningkat.
     Beberapa teknik pengolahan yang tersedia untuk mengurangi konsentrasi logam berat dan senyawa lain dalam limbah, antara lain metode curah hujan, flotasi, pertukaran ion, ekstraksi pelarut, adsorpsi, pengolahan membran dan elektrolit (Oteroa et al., 2009). Adsorpsi merupakan salah satu teknik pemisahan yang efektif yang digunakan dalam industri terutama dalam pengolahan limbah. Biaya merupakan parameter penting untuk membandingkan bahan adsorben. Karbon aktif merupakan bahan yang efektif untuk pengolahan limbah tersebut tetapi biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan karbon aktif tersebut cukup mahal dikarenakan proses pembuatannya membutuhkan banyak bahan kimia dan energi yang cukup tinggi. Melalui pendekatan potensial akhirnya digunakan ampas teh, karena teh adalah salah satu minuman yang paling populer dan sekitar 3,5 juta ton teh dikonsumsi setiap tahun di dunia (Boonamnuayvitaya et al., 2004), sedangkan pemanfaatannya masih terbatas antara lain untuk pakan ternak dan campuran pupuk kompos. Padahal ampas teh memiliki potensi untuk dijadikan adsorben karena mengandung selulosa yang cukup tinggi yaitu 33,54% (Nurcahyani dkk., 2006).
Beberapa penelitian tentang penggunaan ampas teh sebagai adsorben telah dilakukan. Tharkur dan Pharmar (2013), melaporkan hasil penelitiannya mengenai adsorpsi logam dengan menggunakan ampas teh dengan efisiensi adsorpsi mencapai 89% untuk tembaga, 94% untuk nikel, dan 91% untuk seng. Tetapi pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, preparasi adsorben ampas teh masih menggunakan bahan kimia cukup banyak dan hanya mengolah limbah dengan konsentrasi logam yang tidak terlalu tinggi yaitu maksimal 100 ppm. Sedangkan konsentrasi logam dalam limbah laboratorium kimia lebih dari 100 ppm. Sehingga pada penelitian ini dikembangkan metode preparasi adsorben sehingga dapat meningkatkan kualitas adsorben dan meminimalisir penggunaan bahan kimia dalam aktivasinya serta dapat mengadsorpsi limbah dengan konsentrasi logam yang cukup tinggi. Selain itu, penelitian ini juga mengembangkan penggunaan adsorben ampas teh lainnya, yaitu untuk mengadsorpsi limbah yang mengandung bahan organik yang dalam penelitian ini adalah asam asetat serta mengamati perubahan pH dan konduktivitas limbah setelah adsorpsi.

Dalam penelitian ini mengkaji sejauh mana ampas teh dapat digunakan sebagai adsorben yang efektif dengan harga ekonomis pengganti karbon aktif untuk mengurangi konsentrasi tembaga dan asam asetat dalam limbah laboratorium Kimia Unpad serta menentukan keadaan optimum adsorpsi yang ditinjau dari waktu kontak dan jumlah adsorben sehingga nantinya limbah cair yang telah diadsorpsi ini dapat digunakan untuk penyiraman tanaman di sekitar Departemen Kimia Unpad.

oleh: Nina Andhini Pratiwi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar