Sabtu, 11 April 2015

Titik terlemah ada pada hati

Sering mendengar curahan hari sahabat tentang hatinya yang luka karena laki-laki
Sedih. Tapi saya bisa apa? Hanya bisa memberi masukan yang terbatas karena tau hatinya sedang terluka. Mungkin ini bisa menjadi pelajaran buat saya, teman-teman, terutama laki-laki "ikhwan", untuk sama-sama saling menjaga hati. Ini juga sebagai penguat untuk perempuan, agar tidak terlalu menggunakan hati yang mendominasi, agar kau tak terlalu jatuh ketika hati itu tersakiti.
Gantungkan semua harapmu hanya kepada Allah. Allah tau yang terbaik, jika kamu berusaha menjadi hamba-Nya yang terbaik



Jangan sampai kau mendekati, jika hanya ingin menyakiti
Jangan kau beri harap, jika lari yang kan kau pilih nanti
Jangan kau sapa harinya, jika pada akhirnya kau tak tau arah mana yang kan kau pilih
Jangan kau ambil, jika pada akhirnya hanya kau gantungkan

Tolong jaga hati
Ketika kau tau titik terlemah wanita ada pada hati
Maka jagalah
Jangan biarkan hati yang dijaga di tempat terbaik
Kau ambil, lalu kau goreskan luka di hati

Jika cara terbaik adalah menunggu waktu terbaik
Maka diamlah
Jangan kau mendekat
Karena hati yang terluka, sulit untuk lupa


Untukmu yang terlanjur tersakiti
Cara terbaik untuk melupakan dan menyembuhkan luka adalah memafaakannya
Biarkan ia pergi dari hidupmu
Dan biarkan cara dan sosok terbaik menghampirimu
Jangan kau terbawa hanyut dalam lautan luka
Hidupmu tak sesedih itu
Hidupmu tak sesulit itu
Bangkitlah
Karena dirimu kuat
Karena dirimu sosok terbaik
Karena Allah selalu bersamamu

Memiliki mereka adalah yang terindah

Indah. . .
melihat senyum mempesona dari wajahnya
Mendengar nasihat hangat menyentuh hati
Merasakan cinta yang menguatkan langkah

Ibu, Bapak
Jika ada yang bertanya apa yang membuatku bahagia
Maka dengan lantang ku jawab, "Ibu- bapak"

Manusia istimewa yang Allah beri untukku
Yang selalu mengerti hati ini
Yang membiarkan gadis kecilnya ini memilih apapun
Yang mengganti kata-kata larangan, menjadi kata-kata pertimbangan
Yang mengizinkan segala langkah yang telah ku pilih
Yang memberikan segala hal yang terbaik

Sungguh diri ini tak bisa bersembunyi darimu
Ketika bahagia menghias senyum dalam wajah
Tawa candamu menyambutnya
Ketika sedih menggores di hati
Pundakmu yang hangat menguatkan bersedia memberi sandaran
Ketika semangat yang hampir patah
Disaat itu tanganmu kuat mengenggam jemari ini
Ketika diri ini penuh berharap
Sepasang tanganmu tak henti menengadah untuk berdoa

 aku gadis kecilmu yang paling bahagia memilikimu dalam hidupku





Sabtu, 28 Maret 2015

Sisi Berbeda

Mengapa engkau tak henti menggerutu
Padahal kau tau, hidup tak sesedih itu
Jika dalam gelap tersembunyi sisi terang
Jika dalam tangis, ada senyum yang terangkat dalam raut muka
Jika dalam sedih, ada bahagia yang akan kau raih

Apakah hidupmu semenyedihkan itu?
Ketika kau hanya mengeluh tanpa rasa syukur
Ketika kebencian membara, tanpa maaf yang mengikhlashkan segalanya

Hidupmu tak sesedih itu
Ada pelangi setelah gelapnya langit
Ada kehangatan mentari setelah derasnya hujan dan angin
Ada rumput menari selepas air membasahi bumi

berhentilah
Karena keluhmu meyakiti hati
Hatimu yang ingin hidup kembali
Apa kau lupaa?
Jika hidupmu lebih baik dari mereka?
Mereka renta dan tak berdaya
Tapi apakah kau lihat mereka marah?

Bibir dan lidahmu terlalu rindu untuk menggerakan rasa syukur
Matamu pun lelah untuk merintih dengan sesuatu yang tak pasti
Izinkanlah. . .
Izinkan hidup dan matimu bahagia dalam indahnya syukur



Sabtu, 21 Maret 2015

"Hijrah"

Alhamdulillah. . .
Sampai pada hari ini, hampir dipenghujung bulan Maret. Itu tandanya sebentar lagi akan semakin sedikit waktu luang, semakin berkurang pula masa hidup di dunia. Entah kapan akan datangnya, waktu akhir di dunia. Hanya Allah yang tau. Sebagai manusia, hanya bisa berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya.

Hijrah. . .
Banyak cara untuk mendapatkan sosok terbaik dalam diri sendiri.
Bisa mengejarnya dengan menuntut ilmu, mencari ilmu dari sumber-sumber yang tepat
Bisa juga datang karena pengalaman pribadi, pengalaman orang lain yang mengandung hikmah besar dalam hidup.

Sadarnya diri ini.
Diri ini lalai di kala kemarin
Diri ini terjebak dalam ruang yang tak baik
Yang hampir menyakiti diri. . .
Hampir saja ketenangan yang sulit dicari, hilang hanya hal yang semu
Astaghfirullah
Manusia tempatnya salah
Termasuk diri ini.

"Hijrah"



Hijrah. . .
Semua berawal dari pertemuan dengan orang-orang Shalih di kala itu
Di saat diri ini sangat jauh dari tampilan "rapih" dalam menutup aurat
Di saat diri ini masih "bermata kosong" ketika membahas ilmu agama
Di saat diri ini masih belum bisa menahan pada saat berbicara
Di saat diri ini masih mengikuti budaya yang tidak perlu diikuti
Di saat diri masih memberi batas tipis ketika berkomunikasi
Saat itulah diri ini menyadari
Terlalu ambisi kepada kepentingan dunia terlalu melalaikan
Terlalu mengejar mimpi-mimpi, sampai lupa kepada siapa tempat yang pantas untuk "menyerahkan diri"

Hijrah. . .
Sekarang aku menyadari
Betapa bahagia berada dalam ketenangan ini
Ketika semua ku serahkan pada Sang Illahi
Ketika aku tak berambisi berlebih mengejar duniawi
Saat ini, diri ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak salah dan dosa, tapi diri ini ingin menuju Taqwa.
Kepada-NYA. Ibadah, Hidup, dan Mati ini hanya untuk-NYA

Hijrah. . .
Izinkan aku untuk berdiri kuat pada pijakan ini
Istiqomah untuk terus memperbaiki diri
Jangan izinkan ada yang datang untuk melunturkannya
Jangan izinkan sedetik pun diri ini lalai

Hijrah. .
Izinkan Aku bertemu dengan orang-orang pilihan
Orang-orang yang selalu menguatkan pijakan ini
Yang selalu menasihati ketika iman ini turun

Hijrah. . .
Iman manusia naik-turun. . .
Tapi aku mohon, jangan sampai iman ini keluar dari batas wajib dan Sunnah
karena ku tak ingin. .
Ketenangan dan kebahagiaan ini menghilang

Dari orang yang penuh dosa, yang terus mengejar Taqwa Illallahu, Nina Andhini Pratiwi

Selasa, 17 Maret 2015

Karena Dirinya tak Lemah

Ketika hidup mencari kebahagiaan
Ketika kenangan menjadi pembelajaran
Ketika harapan menjadi harapan

Tak inginkah kau bangkit?
Ketika yang lain berlari untuk meraih mimpi-mimpinya
Ketika mereka sibuk memikirkan cara untuk bahagia

Apakah kau tak memikirkannya?
Ataukah kau hanya sosok lemah berhati rapuh
Seperti pohon yang telah mati tersambar petir
Lalu kau lapuk diterjang angin dan derasnya hujan

Apakah tak ada sedikit kekuatan?
Ataukah kau hanya sibuk menjadi penonton kebahagiaan orang lain
Seperti orang yang berlari tanpa tau tujuan dan titik akhir pemberhentian

Kuatlah. . .
Yakinlah. . .
Bertahanlah. . .
dan Bangkitlah. . .
Hidupmu teramat berarti
Yang mungkin tak kau sadari saat ini

Teramat indah hidupmu
Teramat banyak kesempatan menghampiri
Pergilah. . .
Kejarlah. . .
Berdoalah. . .
Karena hidup tak berhenti hanya karena kesedihan