Limbah cair laboratorium yang mengandung logam berat dan
zat-zat berbahaya yang bersifat toksik
dapat menjadi polutan lingkungan. Jika limbah tersebut langsung dibuang
ke perairan tanpa diolah terlebih dahulu, akan mengakibatkan perubahan karakter
fisik dan kimia dari air tersebut. Agar limbah cair tersebut tidak memberi
dampak buruk, maka harus diolah terlebih dahulu dan hasil pengolahan limbah
tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang setiap
tahunnya akan semakin meningkat.
Beberapa teknik pengolahan yang tersedia untuk mengurangi
konsentrasi logam berat dan senyawa lain dalam limbah, antara lain metode curah hujan, flotasi, pertukaran ion, ekstraksi pelarut,
adsorpsi, pengolahan membran dan elektrolit (Oteroa et al., 2009). Adsorpsi
merupakan salah satu teknik pemisahan yang efektif
yang digunakan dalam industri terutama dalam pengolahan limbah.
Biaya merupakan parameter penting untuk membandingkan bahan adsorben. Karbon aktif merupakan bahan yang efektif untuk
pengolahan limbah tersebut tetapi biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan karbon
aktif tersebut cukup mahal dikarenakan proses pembuatannya membutuhkan banyak
bahan kimia dan energi yang cukup tinggi. Melalui pendekatan
potensial akhirnya digunakan ampas teh, karena teh adalah salah satu minuman
yang paling populer dan sekitar 3,5 juta ton teh dikonsumsi setiap tahun di
dunia (Boonamnuayvitaya
et al., 2004), sedangkan pemanfaatannya masih terbatas antara lain untuk pakan ternak
dan campuran pupuk kompos. Padahal ampas teh memiliki potensi untuk dijadikan
adsorben karena mengandung selulosa yang cukup tinggi yaitu 33,54% (Nurcahyani
dkk., 2006).
Beberapa penelitian
tentang penggunaan ampas teh sebagai adsorben telah dilakukan. Tharkur dan
Pharmar (2013), melaporkan hasil penelitiannya mengenai adsorpsi logam dengan menggunakan ampas teh dengan
efisiensi adsorpsi mencapai 89% untuk tembaga, 94% untuk nikel, dan 91% untuk seng. Tetapi pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, preparasi adsorben
ampas teh masih menggunakan bahan kimia cukup banyak dan hanya mengolah limbah
dengan konsentrasi logam yang tidak terlalu tinggi yaitu maksimal 100 ppm.
Sedangkan konsentrasi logam dalam limbah laboratorium kimia lebih dari 100 ppm.
Sehingga pada penelitian ini dikembangkan metode preparasi adsorben sehingga
dapat meningkatkan kualitas adsorben dan meminimalisir penggunaan bahan kimia
dalam aktivasinya serta dapat mengadsorpsi limbah dengan konsentrasi logam yang
cukup tinggi. Selain itu, penelitian ini juga mengembangkan penggunaan adsorben
ampas teh lainnya, yaitu untuk mengadsorpsi limbah yang mengandung bahan
organik yang dalam penelitian ini adalah asam asetat serta mengamati perubahan
pH dan konduktivitas limbah setelah adsorpsi.
Dalam penelitian ini mengkaji
sejauh mana ampas teh dapat digunakan sebagai adsorben yang efektif dengan harga ekonomis pengganti karbon aktif untuk
mengurangi konsentrasi tembaga dan asam asetat dalam limbah
laboratorium Kimia Unpad serta menentukan
keadaan optimum adsorpsi yang ditinjau dari waktu kontak dan jumlah adsorben sehingga
nantinya limbah cair yang telah diadsorpsi ini dapat
digunakan untuk penyiraman tanaman di sekitar Departemen Kimia Unpad.
oleh: Nina Andhini Pratiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar